Rabu, 23 Agustus 2017

day 11

hari ke-11 Rabu, 24 Agustus 2017

Memasuki hari ke-11 proyek keluarga dan hari ke-4 proyek kedua kami menghafal asmaul husna.

Pulang dari kantor menjelang maghrib, anak-anak menyambut saya seperti biasa. Mbak Dina yang ingin segera menceritakan kegiatannya hari itu langsung saja berbicara, padahal saya masih pake jaket, menenteng tas dan memakai helm. Saya pun minta waktu sebentar untuk membereskan pernak-pernik perjalanan. Kemudian, saya menemani Dina di shofa, menanyakan bagaimana hari-harinya disekolah. Dina bersemangat cerita bahwa tadi pas pelajaran olahraga, diajari menggantung dan dia berhasil menjadi yang paling lama. Temennya Aurel yang capaian waktunya masih dibawahnya mengeluh tangannya saki dan pegal, sementara dia tidak. Saya pun memotivasi Dina untuk menjadi anak yang kuat. Sementara, Fahmi sibuk menyapa kucingnya dideket pintu. Kucing itu biasa dia kasih makan sehingga begitu pintu dibuka langsung mendekat ke rumah kami. Setelah Dina puas bercerita, saya minta ijin untuk mandi.
Selesai mandi, saya ajak anak-anak untuk shalat. Shalat maghrib kami waktu itu diwarnai tangisan Fahmi karena dia minta bermain bola dan saya tidak boleh shalat. Saya tetap memutuskan untuk shalat terlebih dahulu. Kejadian yang lucu yang terekam saat itu adalah walaupun Fahmi melarang saya shalat dan merbut sajadah yang saya pakai, namun ketika saya tidak bergeming dan tetap shalat, Fahmi akhirnya memasangkan sajadah itu untuk saya. Maafkan bunda ya nak, satu hal yang ingin bunda ajarkan adalah shalat ibadah utama kita dan harus selalu kita prioritaskan. Bunda tahu, dengan engkau memasangkan sajadah itu, telah ada dalam hati kecilmu pemikiran bahwa shalat itu penting dan semoga itu membekas dan bisa menjadi pondasi yang kokoh untuk masa depanmu.
Shalat maghrib saya kerjakan tanpa shalat sunnah karena minta ijin Fahmi tidak diberi. Setelah membereskan mukena, saya pun menemaninya bermain bola sambil mengecek hafalan Dina. Selesai hafalan, dilanjutkan dengan menghafal asmaul husna. Masih sambil bermain bola, hafalan saya bertambah sebanyak 8 asmaul husna. Dilanjutkan dengan membacakan buku asmaul husna dengan tema Ar Rahim. Disitu dijelaskan perbedaan Ar Rahman dan Ar Rahim. Karena Dina sudah memperolehnya di sekolah, saya tunjukkan saja bahwa apa yang dia pelajari disekolah sama dengan yang ada di buku. Sementara Fahmi memberi tanggapan sesuai bahasa polos anak-anak. Allah Maha Baik ya bun?Kenapa Baik bun?Kalau tak baik bagiaman bun? Dan akhir dari pertanyaannya adalah Fahmi sayang Allah. Allah kan baik ya bun. love you so much my child ๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜๐Ÿ˜˜

Selasa, 22 Agustus 2017

Day 10

Tantangan hari ke-10, Selasa 22 Agustus 2017

Alhamdulillah, setelah dua hari sebelumnya proyek menghafal Asmaul Husna belum terlaksana, di hari ke 10 tantangan game 10 hari yang merupakan hari ke-3 pelaksanaan proyek menghafal asmaul husna, proyek ini berjalan dengan menyenangkan. Selesai shalat maghrib, saya mengingatkan Dina akan proyek tersebut. Dina pun bersemangat mengajari saya menghafal Asmaul Husna dengan menyenandungkannya sebagaimana dia diajari disekolah. Ketika saya bersenandung tersebut, Fahmi ternyata ikut-ikutan karena memang dia sudah hafal duluan. Wah...jadi malu nih bundanya. Kemarin, saya berhasil menghafal sebanyak 19  nama-nama Allah dari Ar Rahman hingga As Sami'. Selesai menghafal, saya membacakan buku Asmaul Husna untuk anak-anak. Bukunya warna-warni dan bahasanya pas sekali dengan anak-anak. Disaat saya membuat narasi ini, saya sedang berada dikantor dan lupa judul bukunya. Yang saya bacakan kemarin adalah pengertian dari Ar Rahman. Allah maha Pengasih. Dibuku itu digambarkan bagaimana Allah mengasihi semua makhluknya dengan memberikan banyak sekali kenikmatan. Dan sungguh yang membuat saya bahagia sekali, Fahmi yang biasanya berlarian ke sana kemari mau duduk dipangkuan saya sambil mendengarkan dan melihat-lihat halaman yang saya baca. Alhamdulillah. Semoga ini menjadi awal yang baik bagi keluarga kami dalam membiasakan budaya membaca.

Senin, 21 Agustus 2017

Day 9

Tantangan hari ke-9 Senin, 21 Agustus 2017

Di hari ke sembilan tantangan sepuluh hari ini dan merupakan hari kedua proyek menghafal asmaul husna, proyek belum berjalan lagi. hiks...hiks...Dina yang tugasnya menjadi pengajar malah sakit. Semalam dia sempat muntah sekali. Saya kira tidak berlanjut. Tadi pagi saya di WA Wali Kelas untuk menjemput Dina karena dia muntah lagi di sekolah dan badannya lemes. Saya pun meluncur dari kantor ke sekolah Dina yang jaraknya kurang lebih 8 KM. Sesampai dirumah, saya memantau kondisi Dina. Saya minumin dia tolak angin cair karena sepertinya dia masuk angin dan telat makan ketika kemarin ikut arisan. Tak berapa lama kemudian, Dina bilang neg dan muntah lagi. Langsung deh buat oralit dan meminta Dina untuk minum. Dina saya suruh berbaring saja di sofa untuk istirahat.

Sambil sesekali memantau keadaan Dina, Saya melayani Fahmi yang minta bermain bola. Rumah kami sudah biasa menjadi ajang main bola.he..he...(terbayang kan bagaimana kondisinya). Sampai pukul 11, Dina sudah tidak muntah lagi. Tetapi dia masih neg dan mau minum jeruk peras. Saya pun bergerilya dengan Fahmi ke tukang buah. Sepulang dari tukang buah, saya yang sedang drop juga tidak kuat menahan kantuk dan pusing. Saya pun pamit kepada Fahmi, Dina dan Mbaknya untuk tidur sebentar. Sementara saya tidur, Fahmi dan Dina makan bersama Mbak.

Karena sampai siang keadaan Dina relatif aman, saya pun kembali ke kantor. Sorenya, saya sampai dirumah kembali pukul setengah enam. Bersih-bersih sebentar dan bermain dengan anak-anak serta memastikan kondisi Dina baik-baik saja. Petang itu, Dina minta dibelikan palet, cat air dan kuas untuk perlengkapan besok yang harus dibawa. Saya pun keluar lagi ke toko perlengkapan sekolah dengan Fahmi. Sepulang dari beli perlengkapan, Fahmi sudah ribut minta menggambar dengan cat air. Keasyikan menemani Fahmi, saya lupa akan proyek yang sudah kami rencanakan. Berhubung waktu sudah malam, anak-anak sudah waktunya tidur. saya tidak bisa memaksakan proyek tersebut berjalan. InsyaAllah dihari ketiga nanti, berazzam kuat untuk melaksanakannya

Belajar menghafal dan memahami asmaul husna

Tantangan hari ke-8, Ahad 20 Agustus 2017

Pada awal perencanaan saya sampaikan bahwa durasi proyek evening ceria selama satu bulan dan selebihnya akan dievaluasi. Setelah seminggu berjalan, proyek evening ceria ini saya cukupkan sekian untuk dilaporkan di blog ini sebagai tantangan sepuluh hari my family my team. Hal itu dikarenakan menurut pandangan saya, proyek tersebut sudah cukup kondusif. Yang dimaksud kondusif disini adalah anak-anak dan semua pihak dalam keluarga sudah punya komitmen yang cukup tinggi terhadap pelaksanaan proyek dan dari hasil evaluasi selama ini, tingkat pencapaian proyek sudah diatas 80%. Hanya Fahmi saja yang masih harus dibiasakan untuk bisa lepas dari gadget. Walaupun laporan pelaksanaan diblog sudah berakhir, namun proyek ini akan tetap kami jalankan dalam keluarga karena kami sangat merasakan manfaatnya๐Ÿ˜๐Ÿ˜๐Ÿ˜

Untuk selanjutnya tantangan 10 hari my family my team ini akan saya lanjutkan dengan proyek baru di keluarga kami. Berawal dari beberapa waktu yang lalu ketika saya melihat video kajian yang mengingatkan tentang bagaimana kita bisa mengenal Allah kalau kita tidak tahu sifat-sifat Allah. Saya pun seakan tersadar akan kekhilafan selama ini. Alhamdulillah, disekolah Dina sudah menghafal asmaul husna tinggal menambahkan pemahamannya di rumah. Fahmi, si kecil yang berumur 3,7 tahun pun sudah ikut menyenandungkan ketika Dina menghafal dan senandungnya sering ditayangkan pada waktu itu. Untuk melengkapi pemahaman tentang asmaul husna tadi, dirumah sudah ada buku tentang asmaul husna untuk anak-anak. InsyaAllah proyek ini kami rencanakan untuk dilakukan di rumah. Gambaran proyek ini adalah kami akan menghafal asmaul husna, kemudian belajar memahami artinya dengan membacakan buku asmaul husna yang ada dirumah. Untuk menghafal, yang akan mengajari adalah Dina karena dia yang sudah hafal duluan. dan targetnya adalah bunda yang baru hafal sedikit๐Ÿ˜…. Fahmi akan diikutsertakan menghafal juga namun tidak ada target khusus.  Proyek ini telah saya bicarakan dengan Dina kemarin malam dan dia setuju. Kalau Fahmi, pasti akan mengikuti apa yang kami laksanakan. 

Pelaksanaan Perdana proyek menghafal asmaul husna pada hari ahad 20 Agustus 2017

Karena siang harinya kami sibuk dengan arisan keluarga di daerah Otista, Proyek menghafal asmaul husna yang telah kami rencanakan malam sebelumnya belum berjalan. Pagi hari sebelum berangkat, saya sibuk membantu Mbak menyiapkan makanan untuk dibawa ke arisan karena keluarga karena kami mendapat jatah lauk. Sepulang dari arisan, Dina mengeluh capek sekali. Dia hanya berbaring saja di sofa. Petang harinya setelah shalat maghrib, Dina masih mengeluh hal yang sama. Dia hanya berbaring di dekat Ayahnya yang mengaji. Sementara itu, Fahmi minta ditemani main mobil-mobilan diatas. Alhasil, saya pun lupa.hiks..hiks...





Minggu, 20 Agustus 2017

Day 7

Tantangan hari ke-7, Sabtu 19 Agustus 2017
Meskipun hari itu malam Ahad,  saya tetap berusaha mengkondisikan rumah untuk tidak menyalakan televisi dan bermain HP.  Selepas shalat maghrib,  anak-anak tidak mengaji Ummi karena besoknya hari libur. Mereka minta dispensasi.  Untuk mengisi kegiatan petang tersebut ,  mereka minta bermain petak umpet. Saya bersama dina dan fahmi hom pim pa dulu untuk menentukan siapa yang jaga.  Sebenarnya jatah saya untuk jaga,  namun Fahmi memilih dia sendiri  yang jaga.  Fahmi kemudian berhitung satu sampai dua puluh.  Saya dan Dina pun mencari tempat untuk bersembunyi.  Yang paling menyenangkan dari permainan ini adalah reaksi anak-anak yang tertawa lepas tanpa beban ketika berhasil menemukan kami yang bersembunyi.   Hal itu menjadikan hubungan kami semakin dekat. Bahasa kerennya "bonding" kami tercipta erat. Dan malam itu,  Fahmi banyak memilih menjadi pihak yang jaga karena ketika dia berhitung dan menunggu kami bersembunyi,  dia bisa bermain dengan kucing yang biasa dia kasih makan di teras rumah. Dari permainan sederhana tersebut,  kami bisa menjalin kedekatan dan keakraban serta melatih Fahmi untuk belajar berhitung. 
Selesai bermain petak umpet,  kami shalat isya dilanjutkan dengan membaca  buku.  Fahmi minta dibacain buku tentang hewan-hewan peliharaan.  Alhamdulillah di rumah tersedia board book tentang hewan-hewan tersebut. Ada kucing,  bebek,  ayam,  kambing ,  sapi, kerbau,  kelinci dan kuda. Sebetulnya Fahmi sudah hafal dengan isinya, akan tetapi dia masih suka dibacain.  Terkadang disalah satu halaman,  dia bertanya ini mengapa,  itu mengapa.  Senang mempunyai anak yang rasa penasarannya tinggi meskipun kadang saya kewalahan mencari jawaban pertanyaannya. Dina sendiri asyik bermain dengan boneka cupcakenya yang baru kami belikan pagi hari tadi.

Sabtu, 19 Agustus 2017

Day 6

Tantangan hari ke 6, jumat, 18 Agustus 2017
Saya sampai dirumah menjelang adzan maghrib berkumandang.  Dina dan Fahmi pun menyambut saya dengan gembira seperti biasanya.  Ketika teringat kalau hari itu jumat sore,  saya ajak Fahmi ke dokter gigi.   Dokternya praktik jumat sore dan Sabtu siang.  Minggu kemarin kami sudah merencanakan ke sana pada Sabtu siang.  Ternyata waktu itu dokternya tidak praktik.  Akhirnya petang itu kami berangkat ke dokter habis shalat isya.  Dina tidak kami ajak karena dia baru imunisasi MMR disekolah.  Kami takut dia kecapean dan panas.  Meskipun ditinggal,  kami yakin Dina tidak akan menonton televisi atau bermain HP.  Sejak proyek ini kami laksanakan,  banyak perubahan pada diri Dina.  Dia sudah lebih bertanggung jawab terhadap kesepakatan-kesepakatan yang kami buat.  Sementara itu,  Fahmi sangat bersemangat ke dokter gigi.  Sebelumnya kami pernah mengajaknya ke sana ketika Dina mencabut giginya yang kesundulan gigi baru dan nggak copot-copot. 
Sampai didokter gigi,  kami menunggu antrian satu orang saja.  Alhamdulillah.  Begitu giliran Fahmi,  dia  bersemangat masuk.  Dokternya cukup ramah terhadap anak kecil.  Saya sampaikan keluhan tentang Fahmi yg gerahamnya sepertinya berlubang.  Dojter kemudian menyuruh Fahmi duduk di kursi khusus tempat periksa gigi.  Fahmi menurut.  Dari rumah kami sudah memotivasi Fahmi untuk berani dan menuruti petunjuk bu Dokter.  Akan tetapi diseparuh pemeriksaan, Fahmi sempat menangis juga ketika giginya dibersihkan dan dibor untuk diberi tambalan. Saya terpaksa memeganginya.  Bersyukur proses tambal gigi menggunakan laser yang mengeluarkan warna biru.  Saya pun mencoba mengalihkan perhatiannya dengan menceritakan mobil tayo yang juga berwarna biru(dalam film kesukaannya) selagi dokter melakukan proses tambal gigi. Sebenarnya dokter masih mau mengecek hasil tambalannya apakah masih mengganjal atau tidak.  Namun Fahmi tidak mau lagi duduk dikursi periksa,  bahkan lari ngumpet dibawah meja bu dojter.  Bu dokter pun tidak memaksakan diri untuk melanjutkan prosesnya.  Semoga Fahmi tidak apa-apa dan Alhamdulillah sampai catatan ini ditulis,  Fahmi tidak mengeluhkan tambalan giginya

Jumat, 18 Agustus 2017

day 5

Tantangan hari ke-5, 17 Agustus 2017

Bagaimana proyek kami berjalan di hari ke-lima ini? Berikut narasinya.
Hari kemerdekaan ini tidak begitu dimaknai secara khusus oleh anak-anak. Dina tidak mau diikutkan perlombaan yang digelar oleh RT. Fahmi menurut saya masih terlalu kecil untuk berkompetisi dengan anak-anak sekitar. Akhirnya, seharian tersebut kami berada dirumah.
Sore hari sekitar jam lima, Dina sudah mematikan televisi. Akan tetapi, dia minta ijin untuk mandi terlambat, lagian itu kan hari libur. yach...saya pun memberi dispensasi untuknya pada hari tersebut. kurang lebih pukul setengah enam, Ayah dan Fahmi pulang dari membeli beras sambil membawa ayam sabana. langsung deh dua anak tersebut makan dahulu, padahal belum mandi. Selesai makan, Dina kemudian mandi. Ketika adzan maghrib berkumandang, dia baru selesai. Dilanjutkan dengan Fahmi yang menyusul mandi. Kegiatan kami lanjutkan dengan shalat maghrib. Karena hari libur, Dina tidak mau membaca Ummi. Saya hanya menyimak murajaahnya. Fahmi yang saya ajak membaca Ummi hanya sempat membaca tiga baris saja. Dia lebih asyik main disekeliling Ayahnya yang sedang mengaji. Lompat-lompat dari tempat tidur atas ke tempat tidur bawah dan berguling-guling di tempat tidur bawah. Saya tidak memaksanya untuk melanjutkan Ummi. Sementara Dina asyik memainkan boneka-boneka kecilnya sambil bermain cerita. 
Dari kamar Ayahnya, Fahmi keluar dan minta ditemani mainan "bunchem". Mainan dari plastik yang dapat kita kreasikan sedemikian rupa hingga menjadi bermacam-macam bentuk. Ada ular, kelelawar, bunga dan lain-lain. Untuk kreatifitas ini, saya kalah jauh dengan Dina. Untuk Fahmi, paling saya bikin ular. Kadang dia sendiri yang membuat bentuk ular yang panjang. Tidak berapa lama kemudian, Fahmi bosan dan minta ditemani mewarnai karena dia menemukan buku mobil. Saya ambilkan krayon mewarnai dan meminta dia mewarnai sendiri. Awalnya, dia tidak mau. Namun karena waktu itu saya sedang menjahit barung di baju pramuka Dina, dia mewarnai sendiri juga. Selesai mewarnai satu mobil, dia mengeluh capek sedangkan Dina sudah tidur duluan. Dan endingnya, Fahmi minta saya mewarnai mobil di bukunya. Sambil makan malam (saya belum makan dari siang), saya mewarnai mobil. Setelah memastikan saya mewarnai bukunya, Fahmi tidur sendiri di kamar.

Kamis, 17 Agustus 2017

Day 4

Proyek hari ke empat, Rabu, 16 Agustus 2017

Malam tersebut adalah malam hari peringatan kemerdekaan di RT saya. Akan ada acara "tirakatan" di RT untuk memperingati hari kemerdekaan. Saya yang sepulang kantor, ambil kue dan mengantar ke bu RT untuk acara tersebut, sampai dirumah begitu adzan maghrib berkumandang. Anak-anak sudah duduk manis dan rapi menunggu kedatangan saya. Televisi sudah tidak menyala. Dan sambil menunggu saya bersih-bersih diri, Dina mainan boneka-bonekanya. Sementara itu Fahmi menaiki+
mobil-mobilan dan bergerak dari dapur ke ruang tamu bolak-balik. Selesai saya bersih-bersih, Saya ajak Dina shalat maghrib. Kemudian murojaah dan ummi tetap dijalankan walaupun sebetulnya esok paginya libur. Dina hanya mau murojaah saja, sedangkan Fahmi membaca ummi. 
Begitu Adzan Isya berkumandang, saya mengajak anak-anak shalat. Selesai shalat, Dina sudah ribut mengajak ke acara tirakatan malam itu. Sesampai di tempat acara, acara baru akan dimulai. Anak-anak ikut Ayahnya di barisan depan. Saya menuju barisan ibu-ibu dibelakang. Belum ada setengah jam acara berlangsung, Fahmi mencari saya dan minta duduk di belakang. awalnya saya pangku dia, namun karena pegel, saya minta dia duduk sendiri. Kebetulan, di dekat Fahmi duduk ada anak SD yang sedang bermain HP. Fahmi pun tertarik dan akhirnya minta HP ke saya. Mengingat situasi dan kondisi tidak kondusif, saya tidak bisa menolak permintaan Fahmi. Kami pulang ketika acara doa selesai dan tetangga-tetangga yang lain sedang mengantri makan malam. Keputusan itu kami ambil mengingat kami sudah makan di rumah dan acara selanjutnya adalah tari-tarian dan lagu-lagu yang kami anggap tidak sesuai dengan nilai-nilai yang kami tanamkan di keluarga. Dan sampai kami pulang Fahmi masih tetap pegang HP๐Ÿ˜ฉ. Baru ketika sampai di rumah, HP kami alihkan ke aktivitas yang lain.

Selasa, 15 Agustus 2017

day3

Hari ketiga Selasa, 15 Agustus 2017

Memasuki hari ketiga pelaksanaan proyek evening ceria, beberapa kegiatan hari sebelumnya masih dilakukan. Hanya saja ada kejadian "force majour" yang membuat saya harus memegang gadget. Kebetulan untuk acara peringatan 17 Agustus 1945, keluarga saya memperoleh bagian membawa kue. Berhubung baru tahu pagi hari sebelum saya berangkat ke kantor, dan waktunya mendesak, saya harus pesan kue petang hari itu juga. Saya butuh menggunakan gadget untuk berhubungan dengan mertua yang akan mengantar saya memesan kue tersebut di tukang kue. Karena dipastikan saya menyalahi family project, maka saya minta ijin kepada Dina untuk menggunakan HP dan saya jelaskan alasannya. Alhamdulillah Dina bisa mengerti. Sebetulnya bisa saja saya secara sembunyi-sembunyi menggunakan HP. Namun saya ingin menunjukkan konsistensi saya terhadap proyek yang kami jalankan. Selain itu juga untuk menunjukkan bahwa Dina juga punya kewenangan yang sama terkait dengan proyek tersebut dalam keluarga kami. Dengan begitu, dia akan merasa lebih dihargai.

Selepas shalat maghrib, saya mengajak anak-anak untuk ikut ke rumah Ummi (neneknya) yang kemudian kami lanjutkan ke tukang kue. Sepulang dari tukang kue, aktivitas kami lanjutkan dengan Murajaah dan UMMI. Mbak Dina murajaah terlebih dahulu dilanjutkan dengan menambah hafalannya. Ketika Mbak Dina menghafal, saya menyimak Fahmi yang membaca UMMI. Masih seperti kemarin. Cara belajarnya Fahmi dengan guling-gulingan, jalan ke mana dulu baru balik lagi membaca. Memang rentang konsentrasi dan fokusnya masih hitungan menit. Saya juga tidak terlalu memaksakan Fahmi untuk duduk manis dan tenang. Jangan sampai dia merasa terbebani dan tidak happy. 

Karena kami semua belum makan malam, selesai Ummi kami makan terlebih dahulu. Istirahat sebentar, Ayah pulang dari kantor dan membawa makanan. Fahmi dan Dina ikut ngrecokin  lagi. dan ternyata...kami lupa belum shalat isya. waduh....Saya dan Dina pun shalat isya sekitar pukul 20.30. Dina masih ingin melanjutkan hafalannya, namun karena sudah malam dan dia kelihatan capek, saya sarankan dia untuk tidur. Saya menemani Dina tidur sambil membaca buku. Sementara Fahmi saya serahkan kepada Ayahnya dikamar depan. Entah apa yang mereka lakukan. Ketika Dina sudah tidur, Fahmi ke kamar Dina dan melihat HP saya yang sedang di charge. Waktu sudah menunjukkan pukul 21.00. Fahmi tidak bisa dilarang untuk memainkan HP tersebut. Jika langsung saya ambil, bisa dipastikan drama tangisan di malam tersebut akan terjadi. Akhirnya saya kasih dia kesempatan untuk bermain dengan HP tersebut selama 15 menit saja. Ketika waktunya sudah habis, saya ingatkan kesepakatan kami. Meski dengan marah, Fahmi mematikan HP tersebut. Saya alihkan dia untuk membuat mobil dari lego. Dan memang sebelum tidur, pasti rutinitas tersebut kami lakukan. Lego yang berbentuk mobil dibongkar, kemudian dipasang lagi. Saya kira, selesai membuat mobil, Fahmi akan tidur. Ternyata perkiraan saya meleset. Fahmi membawa boardbooknya tentang hewan ke kamar dan minta di bacain satu persatu. Dengan tenaga yang tersisa karena mata sudah mau merem saja, Saya membacakan buku. Entah sampai jam berapa saya membaca karena tiba-tiba saya terbangun pukul 22.30 dan menemukan Fahmi sudah tertidur. Siapa yang tidur duluan tadi ya Nak???๐Ÿ˜Š๐Ÿ˜Š

day2

Day 2 Senin 14 Agustus 2017

Hari itu, saya terlambat sampai rumah karena dari kantor juga lebih sore ditambah jalanan lebih macet dari biasanya. Adzan maghrib selesai berkumandang, saya masuk ke dalam rumah. Fahmi sedang mandi dengan Mbak. Dina ngumpet dideket pintu, ingin mengagetkan saya(hobinya bercanda).
Selesai menaruh tas dan perlengkapan kerja, saya duduk sebentar untuk istirahat. Di saat itulah, Fahmi selesai mandi sambil memegang hp jadul Mbak yang berisi video-video tentang dirinya. hem...m..m...proyek dihari kedua ini diawali dengan sesuatu yang bertentangan dengan tujuan proyek. ๐Ÿ˜†Jika HP langsung saya ambil, bisa jadi akan ada simfoni tangis diwaktu maghrib tersebut.  Alhamdulillah, pertolongan Allah datang. HP tersebut habis baterai dan otomatis Fahmi sudah tidak bisa memainkannya lagi. 
Selesai shalat maghrib, saya ajak Dina untuk membaca UMMI-nya dan murajaah hafalannya. Fahmi berada dipangkuan saya sambil sesekali mengganggu Kakaknya. Setelah Dina selesai, saya mencoba mengajak Fahmi belajar UMMI juga. Masih dengan gayanya yang selengekan dan sambil bercanda, Fahmi mau membaca UMMI sekitar 3 halaman. Itupun sambil sesekali jalan ke kamar, tidur-tiduran di ubin ataupun ke kulkas mengambil minuman. Dina yang ikut mendengarkan Fahmi membaca sesekali tertawa karena polah Fahmi yang lucu. Alhamdulillah, sesi murojaah dan UMMI berjalan dengan cukup menyenangkan.
Setelah shalat isya, Fahmi ikut Mbak yang sedang mengeringkan baju di lantai atas dilanjutkan dengan menemani Mbak. Saya yang hanya berdua dengan Dina dilantai bawah kemudian menawarkan Dina untuk membaca buku, apakah mau dibacain atau baca sendiri(meskipun dia sudah bisa membaca, namun dia suka minta dibacain). Berhubung Dina mau baca buku sendiri, saya pun punya kesempatan untuk membaca buku. Dina memilih buku Shirah tentang wafatnya Rasulullah. Saya memilih buku tentang Khadijah Istri Rasulullah. Selang beberapa lama, Ayah Dina yang sedang kurang enak badan minta dikerokin. Saya pun berpindah ke kamar untuk mengerik Ayah Dina. Dina masih tetap melanjutkan baca bukunya. 
Selesai dengan urusan Ayahnya, Dina ikut-ikutan minta dipijitin kakinya karena terasa pegal. Berpindahlah saya ke kamar Dina. Dipijit sebentar sambil diminyakin, Dina saya suruh tidur. Berhubung Fahmi sudah turun dari atas dan minta ditemani di kamar, tugas menemani Dina saya serahkan kepada Ayahnya.
Giliran dikamar dengan Fahmi, dia sempat minta pinjam HP saya. Saya bilang HP mati (dan memang sengaja saya matiin). Saya pun mengajaknya tidur. Alhamdulillah, tidak ada lagi main HP dan menonton televisi di malam itu.





Senin, 14 Agustus 2017

family Project

Setelah sekian lama menimbang-nimbang, akhirnya keputusan sudah bulat. Untuk game tantangan family project ini temanya tentang No Televisi No Gadget
Kurang lebih sebulan yang lalu, disebuah bincang-bincang serius antara saya, ayah , mbak Dina dan Fahmi(ini sambil main belum bisa serius), kami merumuskan beberapa kesepakatan. Salah satu kesepakatan tersebut adalah mulai pukul 17.30 hingga pukul 19.30, televisi harus dimatikan dan tidak boleh memegang HP kecuali untuk urusan yang mendesak. Kesepakatan tersebut sudah kami laksanakan selama ini. Setelah satu bulan berjalan, saya evaluasi pelaksanaan kesepakatan tersebut. Ternyata masih banyak yang harus kami perbaiki. Juga karena ada tugas kuliah bunsay IIP, saya sekalian jadikan kesepakatan tersebut sebagai sebuah family project keluarga kami.
Nama Project : EVENING CERIA
Waktu pelaksanaan :
Time : 17.30 – 19.30
Durasi : 1 bulan (setelah itu akan dievaluasi) terhitung mulai tanggal 13 Agustus 2017
Latar belakang :
Kami sebagai orang tua bekerja tentunya mempunyai waktu yang sangat terbatas untuk membersamai putra-putri kami. Di waktu-waktu petang hari inilah kami bisa berkumpul bersama, melakukan quality time dengan putra-putri kami. Selain itu, selama ini Dina sudah kecanduan nonton televisi ketika petang hari karena memang waktu tersebut acara anak-anak sangat menarik untuk mereka. Begitu pula dengan Fahmi, dia hobi sekali pegang HP( nonton video-videonya, main game di HP). Untuk mengurangi kecanduan mereka terhadap televisi dan gadget, proyek ini kami jalankan.

TARGET :
  • 1.       Mengurangi kuantitas menonton televisi dan bermain HP
  • 2.       Meningkatkan “bonding” dalam keluarga
  • 3.  Menambah pengetahuan dan ketrampilan anak-anak dengan berbagai kegiatan lain yang menarik.


RENCANA KEGIATAN
Selama durasi waktu tersebut, anak-anak akan diajak melakukan berbagai kegiatan untuk mengalihkan perhatiannya dari HP dan televisi antara lain :
  • ·         Murajaah dan membaca Ummi/Iqro
  • ·         Memainkan aneka permainan sederhana seperti petak umpet dan congklak
  • ·         Membaca buku dan bercerita
  • ·         Main tebak-tebakan
  • ·         Bersilaturahim ke rumah Ummi(nenek) yang kebetulan hanya beda RT saja (khusus jumat sore)

SARANA

Dana : -
Alat-alat permainan (tersedia di rumah)
Buku-buku (tersedia di rumah)

SUMBER DAYA MANUSIA

Penanggungjawab : Ayah
Pelaksana : Seluruh anggota keluarga

Review hari pertama 13 Agustus 2017

Berhubung proyek ini hanya menyempurnakan agenda sebelumnya yang telah berjalan, maka untuk persiapan tidak banyak pernak-pernik yang harus dilakukan. Pada hari pertama proyek ini, ada sedikit masalah. Saya dan Dina baru pulang dari silaturahim ke rumah teman Dina. Kami tiba dirumah pukul 17.45. Dan ternyata televisi masih menyala. Acara yang diputar saat itu adalah balap motor. Dari acaranya sih sebenarnya sudah bisa ditebak, siapa yang menyalakan televisi dan tidak mematikan. Dina langsung mengingatkan bahwa sekarang waktunya tidak boleh menyalakan televisi. Akhirnya televisi itupun dimatikan. Sempat terjadi adu argumen antara Dina dengan Ayahnya karena tersangka utama pelanggaran adalah Ayahnya. Saya berfungsi sebagai penengah saja. Dan hingga tulisan ini dibuat, saya belum sempat mengingatkan Ayahnya akan pentingnya konsistensi terhadap program dan kesepakatan yang telah diputuskan.

Setelah shalat maghrib, Dina dan Fahmi bermain berdua dikamar.  Petang itu, saya tidak bisa menemani mereka melaksanakan agenda proyek karena harus mengurusi foto untuk kartu penjemput Dina esok hari. Saya harus pergi ke rumah abang penjemput untuk minta foto. Kemudian saya harus ke warung juga untuk membelikan ayahnya obat. Selesai urusan diluar, baru saya bisa membersamai mereka. Sekitar habis isya, Fahmi melihat HP saya tergeletak di atas meja dan langsung memainkannya. Wah, sudah terlanjur nih. Bagaimana ini ya??? Akhirnya saya buat kesepakatan dengan fahmi untuk boleh memegang HP selama 15 menit. Jika jarum jam sudah diangka Five(lima) dia harus berhenti. Ketika jarum jam sudah menunjukkan angka 5, Fahmi masih enggan untuk mematikan HP tersebut. Saya mengingatkan kesepakatan kami. Karena dia tidak bergeming, HP pun saya ambil dan saya matikan. Fahmi hampir saja marah dan menangis. Akan tetapi setelah saya mengajaknya untuk bermain game edukatif dari SIGMA DAYA INSANI di Laptop dia tenang dan mengajak Mbak Dina bermain bersama dalam game tersebut. 


Minggu, 06 Agustus 2017

Pantang menyerah

Dari awal ketika disuguhi materi kemandirian ini,  sudah terbayang serangkaian PR didepan mata terkait kemandirian putra-putri saya.  Saya sebagai ibu pekerja,  terkadang lebih suka mengerjakan sendiri/minta bantuan mbak pengasuh untuk membereskan segala pernak-pernik yang berantakan karena ananda berdua.  Hal itu dilakukan biar lebih cepat selesai dan ada waktu lebih banyak bermain bersama mereka.  Namun efeknya memang ananda kurang peka terhadap keriwehan dirumah tangga.  
Berhubung ada game tantangan,  otomatis saya dipaksa(he...hehehe)  untuk melatih dan membentuk kemandirian mereka.  Satu yang saya rasakan yaitu perjuangan membentuk kemandirian adalah perjuangan panjang yang tak boleh mengenal kata bosan, lelah dan menyerah. Sebagai seorang ibu,  kita harus tanpa henti memotivasi,  mengingatkan bahkan menuntun mereka menjalani tahap-tahap kemandirian yang kita ajarkan hingga mereka mampu berdiri sendiri dan benar-benar mandiri.  Ketika seorang ibu menyerah,  maka ananda yang akan terkena dampak buruknya. ""Keep strong"