Menumbuhkan Fitrah Anak Laki-laki Sesuai Tauladan
Rasulullaah SAW π
Presentasi oleh kelompok 6
Sebagaimana dijelaskan oleh grup-grup sebelumnya, Fitrah
seksualitas bukan hanya sekedar sex
education yang mengajarkan tentang organ reproduksi atau pendidikan seks yang
diarahkan untuk mencegah kita dari
berbagai penyakit menular. Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang
berfikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya, sebagai lelaki sejati
atau sebagai perempuan sejati.
Orang tua mempunyai peranan yang penting dalam menumbuhkan
fitrah ini. Orang tua yang mendidik dan mengarahkan anak-anaknya menjadi
laki-laki atau perempuan sesuai dengan fitrah ketika dia dilahirkan. Dengan
mempertimbangkan hal tersebut, kelompok kami memilih tema khusus yaitu
menumbuhkan Fitrah Seksualitas anak laki-laki sesuai teladan Rasulullah. Dalam
hal ini kami fokus kepada mendidik anak laki-laki sebagaimana Rasulullah
dibesarkan sehingga fitrahnya sebagai laki-laki bisa tumbuh dan berkembang.
Tema ini kami anggap penting karena bisa menjadi bekal bagi kita semua untuk
mendidik anak laki-laki agar mampu menjalani fitrahnya sebagai laki-laki dengan
benar. Jangan sampai kita sebagai orang tua salah asuh, sehingga mencederai
fitrahnya.
Berdasarkan Penelitian yang dilakukan oleh Elly Risman dari
tahun 2008-2010, studi di 33 provinsi di Indonesia, menyatakan bahwa Indonesia
salah satu negara paling “yatim” di dunia. Indonesia berada di peringkat ketiga
sebagai fatherless country setelah Amerika.
Fatherless country merupakan sebuah negeri yang ditandai
keadaan atau gejala dari masyarakatnya berupa kecenderungan tidak adanya peran,
dan keterlibatan figur ayah secara signifikan dan hangat dalam kehidupan
sehari-hari seorang anak di rumah. Mungkin tak jarang kita lihat ayah berangkat
kerja pagi hari, bahkan sebelum anak bangun, lalu pulang sore hari bahkan malam
saat anak telah tidur, waktu interaksi dengan anak amat sedikit.
Menurut Grimm-Wassil, ayah memiliki pengaruh dalam beberapa
area khusus pada perkembangan anak, diantaranya ayah mengajarkan arti kebebasan
yang bertanggungjawab, ayah meluaskan pandangan anak tentang dunia luar,
pendisiplin yang tegas, serta tentu saja ayah adalah model laki-laki bagi anak.
Jadi peran ayah itu tidak hanya terbatas pada mencari nafkah
harta saja tapi juga harus memberikan waktu dan kasih sayang, lebih jauh lagi
ayah harus berperan sebagai role model bagi anak untuk belajar ketegasan dan
kuat untuk menolak segala hal negatif yang ditawarkan oleh lingkungan luar atau
teman sebayanya.
Fitrah seksualitas jika dirawat dan ditumbuhkan sesuai
tahapannya dgn pendampingan penuh ayah bunda sejak 0-15 tahun kelak akan
berujung od peran Ayah sejati atau Ibu Sejati. Jika tidak dirawat baik maka
akan berakibat penyimpangan seperti LGBT atau setidaknya kelak akan gagap jadi
Ibu atau gagap jadi Ayah.
mendidik anak laki-laki sesuai Fitrah seksualitasnya
mendidik anak laki2=berupaya membangun sifat dasar lelaki
laki2 diciptakan oleh Allaah SWT memiliki kelebihan
dibanding perempuan=memiliki fitrah jiwa Al Qawwam (pemimpin)
maka untuk menumbuhkan fitrahnya sebagai laki2, maka
didiklah sesuai dengan fitrah keQawwamannya, dimana seorang laki2 itu harus
memiliki ciri sebagai berikut :
1. Bisa diandalkan
2. Mampu dan tetap tangguh menghadapi situasi sulit
3. mampu menjadi pemimpin
4. mampu menyelesaikan masalah
Allah SWT telah menjΓ dikan Rasulullaah SAW sebagi role
model lelaki terbaik sepanjang zaman.
maka tugas qt sebagai ortu adlh mengeksplorasi bagaimana
beliau dulu dididik dan dibina oleh Allaah SWT.
Usia 0-5th (sterilisasi bahasa)
Rasul kecil "diasingkan" dan disusukan pd ibunda
Halimatus Sa'diyah di kampung Bani Sa'ad, bukan tanpa tujuan.
ibunda Aminah berharap Rasul kecil tumbuh di lingkungan yg
memiliki kebiasaan berbahasa yg baik (krn saat itu di Makkah bahasa lingkungan
sekitar sangat jauh dr kaidah dan sangat
jauh dr kata santun).
disinilah Allaah hendak mengingatkan kita, bahwa jangan
pernah menyepelekan perbaikan bahasa sejak usia dini, dan ini bisa dilakukan
dengan cara sering membacakan sirah/kisah para nabi. setiap bahasa memiliki
nilai dan rasa, maka fokuslah pada perbaikan bahasa.
perbaikan bahasa = perbaikan akhlak (sertakan QS Al ahzab
70-71)
Usia 6-9th ( Belajar gembala kambing)
jangan selamanya anak "disterilkan" dr lingkungan
luar. ketangguhan anak lelaki adalah mereka sanggup menghadapi realitas, maka
harus dipersiapka utk akhirnya mampu
mwnghadapi tantangan yg jauh lebih hebat di luar sana.
Kenapa sampai para nabi menjadi penggembala kambing? Ibnu
Hajar menyebutkan bahwa hikmah di balik penggembalaan kambing sebelum masa
kenabian tiba adalah
- agar mereka terbiasa mengatur kambing yang nanti dengan sendirinya akan terbiasa menangani problematika umat manusia. (Fath Al-Bari, 4:441). Kalau sukses menggembala kambing, maka nantinya akan mudah mengatur manusia kelak saat menjadi seorang nabi.
- Dengan menggembala kambing akan dilatih untuk sabar dalam menyantuni dan mengayomi. Karena ketika kambing dalam jumlah banyak lantas terpisah, maka harus ada kemampuan untuk mengatur kambing-kambing tersebut karena ada yang sifatnya taat dan ada yang membangkang. Maka ada pengalaman mengatur orang yang punya tabiat yang berbeda. Demikian pula disebut oleh Ibnu Hajar dalam Fath Al-Bari, 4:441.
- Menunjukkan sifat tawadhu’ dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Karena beliau mau mengungkap masa lalu beliau yang hanyalah orang biasa. Biasanya jika seseorang dahulu miskin dan susah, kalau memiliki sifat sombong saat ini, ia tidak akan mau mengungkit masa lalunya.
- Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi penggembala kambing untuk mengajarkan bahwa seorang dai itu baiknya tidak bergantung pada orang lain. Seorang dai harus punya pekerjaan untuk mendukung nafkah diri dan keluarganya. Karena …
Usia 10-14th (belajar berdagang dan travelling)
Anak lelaki memiliki fitrah suka berpetualang, maka jangan
padamkan jiwa travellingnya.
disinilah peranan ayah bekerja, persiapkan safar bersama
anak lelakinya.
hal tersebut bertujuan : belajar mengenal dunia, bahasa,
suku, tradisi, dll. berlatih memahami medan, dan menumbuhkan kepekaan terhadap
lingkungan yg berbeda dr lingkungan tempat tinggalnya selama ini.
Usia 15-20th (belajar
magang peran)
Rasul tidak serta merta menjadi manusia sempurna, tetapi
memang telah Allaah tempa dan persiapkan langsung sejak usia dini.
ortu bisa membuat
program magang peran dan juga seni bela diri.
bertujuan untuk: menjaga kehormatan nya sbg seorang lelaki,
membuka cakrawala berpikir, dan menjadi tangguh dan matang saat dewasa nanti.
Usia 21th (Aktif dlm organisasi)
banyak anak remaja yang saat ini lemah dalam organisasi
kebaikan dan lebih senang berkumpul dalam hal yg sia2.
tugas ortu adalah membuat program memilih organisasi
kebaika bagi anak.
tujuannya : melatih kepekaan thdp situasi masyarakat. karena
ciri lelaki tangguh adalah tidak hanya mengurus diri sendiri, tp memikirkan dan
mengurus org banyak.
Usia 25th (persiapkan utk menikah)
Menikah = Mencari partner kebaikan utk menciptakan peradaban
mulia.
Diskusi :
Widi :
Jaman sekarang yang tinggal diperkotaan udah gak bisa kan
yaa menggembala kambing, sebagai gantinya pendidikan seperti apa yaa menurut
Mommy ROS yang cocok utk menggantikan pendidikan fase itu?
Jawaban :
Rumyimah: Pertanyaan mbak Widi sudah terjawab di materi yang
kami share ya. Intinya adalah melatih tanggung jawab.Untuk situasi kita
sekarang, bisa dialihkan sesuai dengan sikon rumah kita. Misalnya memelihara
ikan di akuarium. Anak akan diajarkan untuk memberi makan dengan takaran yang
pas dan konsisten waktunya. Dia dilatih kepedulian dan kedisiplinan memberi
makan tepat waktu, kalau nggak ikannya mati. Kemudian diajak membersihkan
akuarium bersama-sama.
Widya :
kalau saya pribadi
ketika diberikan penjelasan, malah mikirnya gembala kambing kaya ikut
organisasi gitu si mba widi, misal jadi ketua osis di smp. atau ketua rohis.
karna inti dr penggembala kan menjadi pemimpin yg nantinya bisa merangkul smua
umatnya gitu ya. π
Sani Iip: mba Widi, kami mohon maaf jk jawaban km belum
sempurna. jujur kami belum menemukan jawaban yg pas saat ini. krn memang jk
dikondisikan dg keadaan saat ini anak2 qt mungkin akan kesulitan juga
menggembala kambing ya. sedangkan Allaah mendidik para nabi dg cara menggembala
kambing saat masih kecil
Rahma :
1. Aku tertarik banget dg Belajar Berdagang. Tapi kok, bukan
buka lapak, tapi ekspedisi. Tolong dijelaskan maksudnya apa dari point ini Dan
yg ingin dicapai apa? Aku niatnya mau melatih Anak perempuan aku utk Belajar
dagang, ya jualan barang kecil2an yg mereka sukai ke teman2 nya.atau bazaar
sekolah, hanya utk melatih Dan menghargai mencari uang.please advise and
inputnya ya.
2. Bagaimana response Anak perempuan terhadap Anak Laki-laki
yang terlalu perhatian Dan menjaganya di sekolah? Misalnya, disekolah Ada Anak
Laki-laki yang perhatian Dan "suka" sama anak perempuan aku.bagaimana
Cara menjelaskan nya? Aku selalu menjelaskan untum waspada terhadap Anak Laki-laki
Dan bahkan gemess mau bilang, hampir semua anal Laki-lak itu jahat. Apalagi sdh
pernah trauma dg Anak laki2 sampai pindah sekolah Dan itu 2x. Jadi pindah
sekolah 2x. Dan total pindah sekolah 3x dalam 1 tahun.masa2 sulit untuk
recovery trust ke Anak Laki-laki. please advise....πππ
Jawaban :
Rumyimah:
Kalau kita perhatikan Sirah Rasulullah, berdagang bukan
dengan buka lapak ya, tetapi melakukan perjalanan jauh ke suatu negeri, membawa
barang dagangan ke negeri tersebut dan kembali lagi ke negeri asal dengan
barang dagangan dari negeri tsb untuk dijual kembali (mohon koreksi kalau saya
salah). Dengan demikian, tantangannya lebih tinggi. Hal ini untuk mengasah
ketrampilan menaklukan tantangan yang merupakan pemenuhan fitrah laki-laki yang
memang suka dengan tantangan. Selain itu pengalaman yang diperoleh akan lebih
banyak d/p ketika dengan buka lapak. Namun jujur untuk kondisi sekarang, saya
juga masih belum tergambar perdagangan yang seperti apa yg bisa diajarkan.
Barangkali ada yang bisa sharing
Sani : utk pertanyaan
no 1, maksud dr bukan buka lapak adalah tinggal berniaga diam di tempat, mba.
tetapi berekspedisi menjelajah dunia. point nya tadi, agar tertanam jiwa
traveller. untuk lebih lengkapnya, bisa dibaca link berikut :
http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/18/04/17/p7bkqj313-bepergian-ala-rasulullah
Rumyimah: Untuk nomor dua, saya juga mengalaminya mbak
Rahma. Anak perempuan saya kadang juga cerita, si A suka deh Bun sama
aku....dia begini-begini dan begitu-begitu. Biasanya saya ajak diskusi anak
saya, saya klarifikasi kembali. Jangan-jangan cuma perasaannya saja. Kemudian
saya jelaskan tema pergaulan dalam Islam, dengan bahasa anak-anak ya mbak. Dan endingnya dia merasa terganggu nggak,
kalau terganggu, kita coba cari beberapa alternatif solusi. Waspada tetap
perlu, tapi Sebaiknya jangan sampai kita tanamkan bahwa laki-laki itu jahat,
karena nanti merusak fitrahnya mbak.
Renie, Uli, Dita : Mau tanya tentang Magang Peran ini bgmn
mksdnya ya?
Apa dan bgmn peran ortu dalam Magang peran ini , mba?
Jawaban :
Widya : mengenai
magang peran... hmmm dulu rasanya bu septi pernah share bahwa anak2 nya di usia
sekitar 13 tahunan (saya lupa pastinya) di magangkan ke suatu badan, baik
perusahaan atau pun orang yg pandai di bidang itu, dan magangnya sesuai dengan
minat dan fokus anaknya, disitu anaknya bu septi magang mulai dari unsur paling
kecil (paling bawah) sampai akhirnya bisa ngobrol dan bagi ilmu sama pemimpin
perusahaan nya. --> mohon jika ada yg perna baca share ini juga dibenerin ya
kalau ada salah2..
Sani : Tujuan Allaah "mendidik" Rasul untuk magang
peran, adalah : agar tumbuh menjadi pribadi yang matang dan siap. maka Rasul
pun ditempa sejak usia muda. disini Rasul mulai magang sejak usia 12th, mulai
berkecimpung langsung belajar memanah, awalnya hanya menjadi pemungut panah,
tetapi dr sanalah awal akhirnya Rasul menjadi pemanah hebat.
magang peran sebagai pedagang, awalnya hanya ikut pamannya,
tp dr sanalah akhirmya Rasul matang dan handal dalam berniaga
Rahma : Aku mau share juga...dari pengalaman teman Aku...dia
magangkan anaknya untuk kerja dengan temannya.... sesuai dengan
minatnya....tujuannya untuk tahu real pekerjaan nantinya di dunia kerja Dan
pematangan mental Akan minatnya itu... learning by doing....dan ini non
profit...
Widya : nah menurut saya sih, magang peran itu mungkin bisa
di inline kan dengan minat dan fokus anaknya. bisa dianggap dengan belajar
berguru dengan orang2 yg fasih dibidangnya ataupun mencoba roleplay dengan
lingkungan sekitar. ga usa jauh2 sih, partisipasi dalam masyrakat bisa juga
dijadikan tempat magang..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar