Selasa, 27 November 2012

TERAMPIL MEMASAK???WAJIB, SUNNAH ATAU MUBAH

Dari judul postingan barangkali sudah bisa di tebak kemana arah pembicaraan saya???Ya, pada kesempatan ini saya merasa tergelitik untuk menulis seputar ketrampilan memasak bagi seorang wanita.
Sejak kecil saya bukan orang yang hobi di dapur. Kalau sekedar masak nasi, masak air, masak sop, sayur santan dan sayur tumis saja bisa. Yang penting bumbu dasar semua masakan diuleg, plus garam dan gula merah (saya orang Yogya suka yang manis:) sudah jadi deh. Masalah rasa, ya standar, masih bisa dimakan.he..he.... Berhubung tidak hobi didapur, tidak ada rasa penasaran untuk mencoba-coba resep masakan yang aneh-aneh. Hal ini pun terbawa sampai dewasa.
Ketika merasakan jadi anak kost, baik itu selagi kuliah maupun sudah bekerja, sama saja. Jarang mengeksplorasi dapur yang kadang ada di tempat kost. Lebih sering beli jadi diwarung yang memang banyak tersedia. Kalau sudah bosan di warung ini pindah ke warung yang lain.Pun ketika sudah aktif dipengajian dan sering dapat materi istri shalihah, tidak juga terdorong untuk meningkatkan kemampuan memasak ini. Dalam pemahaman saya kemampuan itu bisa kita pelajari nanti ketika kita memang sudah terjun langsung dan sudah sering pegang dapur. Intinya ntar juga bisa kalau sudah kepepet.
Sekarang, setelah kurang lebih empat tahun menikah, mulai berfikir dan merenung akan masa lalu dan masa sekarang yang dijalani. Bahwa sampai sekarang masih sering beli makanan jadi. "iya". Bahwa sampai sekarang saya tidak jago masak. "Itu Betul". Bahwa sampai sekarang tidak berani menyajikan masakan selain untuk suami(karena tidak pede). "Nggak Salah". ya, itulah keadaannya. Bersyukur saya punya suami yang sabar dan tidak pernah menuntut lebih. Dimasakin ya dimakan (biar bagaimanapun rasanya), tidak dimasakin beli diwarung atau lari ke rumah ibu(he..he...yang ini jangan ditiru!!!).
Meskipun begitu, perasaan bersalah tetap ada. Saya sebagai seorang istri kurang cakap dalam mengatur rumah tangga. Tidak mampu menyediakan makanan terbaik dan terlezzat untuk suami dan putri tercinta. Dan kadang muncul pertanyaan, kemana saja saya selama ini. Ketika waktu luang masih banyak untuk belajar. Harusnya saya dulu tidak menyia-nyiakan kesempatan itu.
Kini, meskipun terlambat saya berazzam untuk mengejar. Sungguh ketika kita memasak dengan tangan kita sendiri. Kemudian kita sajikan untuk suami dan anggota keluarga kita. Melihat suami kita makan dengan lahap, bahkan minta tambah. Ada rasa dihati ini yang bergejolak. Ya, rasa puas dan rasa syukur karena suami kita menyukai masakan kita. Dan saya yakin, jika setelah kita menikah kita sudah punya kemampuan memasak beraneka ragam masakan, kita akan mampu membuat kejutan-kejutan untuk suami kita, juga untuk anak-anak kita. Itu akan lebih membuat rumahtangga kita berwarna. Itu semua belum termasuk bonus pahala yang kita dapat lho ya:)
Nah, jadi bagaimana teman-teman?kiranya sudah bisa terjawab pertanyaan saya diatas. Tidak ada kata terlambat untuk belajar bagi yang telah menikah. Bagi yang belum menikah, mulai sekarang saatnya memanfaatkan kesempatan yang ada. SEMANGAAAAAAAAAAAAATTTTT!!!!!!!!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar