Jumat, 02 Juni 2017

Ketenangan di hari kedua

Libur telah tiba,  libur telah tiba, hore. . . . hore. . . .
Tanggal merah sangat berarti bagi saya walaupun itu cuma sehari.  Sebagai seorang ibu pekerja,  hari libur merupakan waktu untuk meningkatkan kedekatan dengan anak-anak.  Saya bisa puas bermain dengan mereka.
Sejak pagi saya sudah mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan hari ini.  Perkiraan saya, akan ada banyak tarikan nafas tuk pengendalian emosi karena  biasanya anak-anak lebih rewel kalau saya dirumah.
Puji syukur kepada Allah bahwasanya perkiraan saya meleset.  Dina memilih main ke rumah mbahnya,  kangen ma sepupu yg baru lahir.  Setelah hampir tiga minggu dikarantina karena cacar,  dia kangen dengan dek nafisa.  Hampir seharian Dina di rumah Mbahnya.  Tinggal Fahmi,  si kecil yang juga sedang sakit cacar sekarang.  Menemani Fahmi dirumah tanpa kehadiran kakaknya lebih mudah karena tidak ada teman berantem dan rebutan .  Dan otomatis,  tantangan pengendalian emosi bagi saya dihari kedua ini lebih ringan.
Akan tetapi dimalam hari, sempat terjadi insiden kecil.  Setelah malam sebelumnya tidur kurang karena fahmi rewel sebagai akibat sakit cacarnya.  Ditambah lagi siangnya tidak sempat tidur karena fahmi tidak tidur siang dan minta ditemani bermain.  Alhasil malam jam 8 sudah ngantuk berat . Suami yg diminta beliin salep cacar yang kebetulan habis tidak bergerak.  Malam itu hujan rintik. Dengan pertimbangan salep habis dan kalau tidak dibeliin malam itu juga fahmi seharian nggak diolesin salep.  Saya dg sisa-sisa tenaga berangkat sendiri ke apotik.  Berbekal jas hujan dan motor kesayangan,  membelah malam di jalanan Batu Ampar(lebay gak nih ya. . He. . He. . . ) . Pulangnya masukin motor dan pamit sama Dina kalau mau tidur duluan.  Dina yang sedang asyik mewarnai digame laptopnya mengiyakan.  Namun suara yg keluar dr laptop cukup berisik.  Ketika sy coba pinjam sebentar tuk ngecilin suara Dina cemberut dan agak senewen,  disitulah keluar emosi sy.  Nada suara saya meninggi.  Begitu inget materi dan tantangan,  jadi istighfar deh. Hadeuh. . saya gagal menjawab tantangan pengendalian emosi.   Ketenangan dihari kedua bernoktah hitam dipenghujungnya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar