Sabtu, 19 Agustus 2017

Day 6

Tantangan hari ke 6, jumat, 18 Agustus 2017
Saya sampai dirumah menjelang adzan maghrib berkumandang.  Dina dan Fahmi pun menyambut saya dengan gembira seperti biasanya.  Ketika teringat kalau hari itu jumat sore,  saya ajak Fahmi ke dokter gigi.   Dokternya praktik jumat sore dan Sabtu siang.  Minggu kemarin kami sudah merencanakan ke sana pada Sabtu siang.  Ternyata waktu itu dokternya tidak praktik.  Akhirnya petang itu kami berangkat ke dokter habis shalat isya.  Dina tidak kami ajak karena dia baru imunisasi MMR disekolah.  Kami takut dia kecapean dan panas.  Meskipun ditinggal,  kami yakin Dina tidak akan menonton televisi atau bermain HP.  Sejak proyek ini kami laksanakan,  banyak perubahan pada diri Dina.  Dia sudah lebih bertanggung jawab terhadap kesepakatan-kesepakatan yang kami buat.  Sementara itu,  Fahmi sangat bersemangat ke dokter gigi.  Sebelumnya kami pernah mengajaknya ke sana ketika Dina mencabut giginya yang kesundulan gigi baru dan nggak copot-copot. 
Sampai didokter gigi,  kami menunggu antrian satu orang saja.  Alhamdulillah.  Begitu giliran Fahmi,  dia  bersemangat masuk.  Dokternya cukup ramah terhadap anak kecil.  Saya sampaikan keluhan tentang Fahmi yg gerahamnya sepertinya berlubang.  Dojter kemudian menyuruh Fahmi duduk di kursi khusus tempat periksa gigi.  Fahmi menurut.  Dari rumah kami sudah memotivasi Fahmi untuk berani dan menuruti petunjuk bu Dokter.  Akan tetapi diseparuh pemeriksaan, Fahmi sempat menangis juga ketika giginya dibersihkan dan dibor untuk diberi tambalan. Saya terpaksa memeganginya.  Bersyukur proses tambal gigi menggunakan laser yang mengeluarkan warna biru.  Saya pun mencoba mengalihkan perhatiannya dengan menceritakan mobil tayo yang juga berwarna biru(dalam film kesukaannya) selagi dokter melakukan proses tambal gigi. Sebenarnya dokter masih mau mengecek hasil tambalannya apakah masih mengganjal atau tidak.  Namun Fahmi tidak mau lagi duduk dikursi periksa,  bahkan lari ngumpet dibawah meja bu dojter.  Bu dokter pun tidak memaksakan diri untuk melanjutkan prosesnya.  Semoga Fahmi tidak apa-apa dan Alhamdulillah sampai catatan ini ditulis,  Fahmi tidak mengeluhkan tambalan giginya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar