Rabu, 14 Juni 2017

Belajar dengan bermain

Day 11 pelaksanaan game komunikasi produktif.  Hari ahad tersebut,  saya menghabiskan waktu bertiga dengan anak-anak.  Berfikir bagaimana caranya biar mereka tidak meminta hp untuk dimainkan.  Akhirnya tercetus ide untuk main petak umpet dirumah.  Walau tempat sembunyi cukup terbatas,  permainan yang kami lakukan berlangsung cukup menyenangkan.  Sesekali diselingi teriakan Dina yang agak marah karena Fahmi tidak mau jaga.  Namun dengan pendekatan baik-baik,  dia bisa mengerti kalau adiknya belum begitu ngerti permainana tersebut.  Alhasil,  saya juga yang kebanyakan jaga menggantikan Fahmi
Setelah main petak umpet selesai,  saya ajak anak-anak bermain congklak. Seperti permainan sebelumnya,  Fahmi lebih banyak ngrecokin daripada ikut main.  Biji congklak diambil,  kemudian ditaruh disembarang tempat yang dia mau. Hem. . . . berfikir. . . lagi.  Dina sudah agak senewen.  Sy sampai harus sering mengingatkan dia untuk sabar menghadapi kelakuan adiknya (padahal itu jg sebuabh pengingatan untuk diri saya sendiri). Dengan tipikal Fahni yang iseng,  Dina pasti bisa tambah marah kalau terus direcokin.  Begitu juga dengan saya,  agak takut kalau kelepasan emosi.  Akhirnya saya cari ide lain.  Ketika giliran Dina bermain,  saya ajak Fahmi main batu gunting kertas.  Begitu pula sebaliknya,  ketika giliran saya bermain,  Dina yang mengajak Fahmi bermain gunting  batu kertas.  Permainan congklak kami aman,  Fahmi pun merasa dilibatkan.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar