Rabu, 21 Juni 2017

Tak sekedar game

Bagi saya yang paling berkesan dalam mengerjakan tantangan game ini adalah "keharusan untuk membuat narasi dalam bentuk tulisan" .  Saya bukanlah tipe wanita yang suka dengan hal yang berbau "tulis menulis" .  Saya lebih suka disuruh bicara langsung dan berimprovisasi dalam pembicaraan dibanding dalam tulisan.  Boleh dibilang ini adalah suatu bentuk "pemaksaan"  terhadap  diri saya. He. . He. . . (diartikan positif ya) . 
Dan setelah saya belajar menyusun kata dalam tulisan,  ada hikmah lain yang saya dapatkan.  Saya serasa sedang menulis lembaran kitab kehidupan yang saya rangkai tiap hari dengan anak-anak.  Dan ketika saya buka-buka kembali catatan yang terdahulu,  tergambar dengan jelas perilaku saya terhadap anak yang kalau tak terdokumentasikan dalam tulisan saya pasti telah melupakannya. Terbayang nanti di yaumil mahsyar,  akan seperti ini pula ketika kita dihadapkan pada kitab kehidupan yang telah dicatat oleh malaikat.  Semua terbuka nyata tanpa ada yang tersembunyi . Hal itu memunculkan kesadaran dalam diri bahwa semua yg dilakukan terhadap anak:pengendalian emosi, fokus pada solusi, KISS dan lain-lainnya bukan sekedar untuk memenuhi tantangan dalam game. Semua itu akan kita pertanggung jawabkan kelak.  Dan kesadaran ini yang semakin menguatkan saya untuk tetap berfikir positif,  menjaga amanah terhadap anak-anak meski game telah usai.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar