Sabtu, 03 Juni 2017

Hari keempat

Seperti biasa,  bangun tidur merupakan saat-saat sensitif untuk fahmi.  Ketika dia terjaga,  dipanggillah bunda tuk menemani masa-masa peralihan dari bangun tidur.  Bunda pun harus segera memenuhi panggilannya dan menemaninya sampai dia betul-betul siap dan mau turun dari tempat tidur.  Dan disaat itu pintu kamar harus ditutup dan tidak boleh ada orang lain yang ikut masuk.  Kebetulan Dina sedang sendiri diruang keluarga .  Dia pengin masuk kamar,  namun tidak diperbolehkan Fahmi.  Walau masuk kamar dengan ngumpet-ngumpet di belakang saya,  begitu Fahmi tahu,  Fahmi tambah teriak-teriak gak ngebolehin.  Pada akhirnya saya minta dengan baik-baik supaya Dina tinggal diluar kamar dulu sampai Adiknya hilang badmoodnya.
Saya kira masalah tersebut sudah selesai .  Ternyata Dina masih menyimpan lara didadanya.  Ketika saya mau berangkat kuliah, dia protes.  Bunda lebih sayang pada Fahmi.  Bunda lebih perhatiin Fahmi.  Deg. . . . dalam hati saya kaget.  Diwaktu kritis seperti ini disaat sy mau berangkat kuliah,  malah putri kecilku bicara seperti itu.  Saya pun menunda keberangkatan.  Saya selami hati dan perasaannya.  Ada apakah dengan dirinya.  Mengapa dia berkata seperti itu. Mengalirlah cerita darinya tentang kejadian pagi ini dimana saya minta dia untuk tidak masuk ke kamar dulu. Ya Rabbi,  putri kecilku sedang terluka.  Padahal saya sudah meminta dengan kata yang terjaga, bukan dengan emosi yang membuncah didada.  Itupun masih bisa menoreh luka. Maafkan bunda ya nak, bunda memang sering meminta kamu mengalah untuk adikmu karena bunda menganggap kamu sudah lebih mandiri dan bisa bunda lepas.  Bunda berjanji akan mengupayakan lebih banyak waktu dan kesempatan untukmu berdua saja dengan bunda. Agar kau tak pernah merasa adikmu merebut bunda darimu.
Dan satu hikmah yang bisa saya petik pada hari ini.  Pentingnya komunikasi produktif terhadap anak adalah untuk menjaga ananda agar tidak terluka.  Agar ananda tetap ceria dimasanya.  Agar ananda tetap pada kefitrahannya hingga dia nanti sanggup memikul tanggung jawabnya sebagai hamba Rabb Sang Maha Kuasa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar